CeritaDewasa Sex Sedarah Ibu dan Anak Kandung. Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Cerita Dewasa Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Ini adalah kisah antara Wawan dengan bundanya yang begitu lembut dan KristaHujan turun lebat sekali hingga membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas. Wawan berusaha keras untuk melihat jalanan di depannya. Bundanya, Krista, duduk di kursi sampingnya mengintip keluar berusaha menembus derasnya hujan yang turun. Setiap beberapa saat, Krista menoleh dan memandang ke luar jendela belakang selama beberapa detik kemudian melihat kembali ke depan.“Bunda berharap bahwa mereka baik-baik saja,” ia bergumam.“Oh, mereka akan baik-baik saja Bunda,” kata Wawan, dalam hati ia berharap bahwa ia keluarga Wawan sedang berlibur di daerah pegunungan saat itu. Tony ayah Wawan, Kania adiknya Krista, dan adik kecil wawan, Marsya berada di mobil kedua di belakang mereka. Mereka memakai dua mobil karena Kania harus pulang pada hari Selasa. Sedangkan Wawan, Krista, Tony, dan Marsya berencana untuk pulang hari Jumat mereka keluar tadi pagi, memang sudah mulai gerimis, tapi tak lama kemudian berubah menjadi hujan yang lebat. Hujanterus mengguyur dengan derasnya sepanjang pagi dan membuat perjalalanan mereka mejadi agak lalu berhenti di tukang jual bensin pertama yang dapat mereka temui sekitar pukul dua belas. Mereka lalu mengisi bahan bakar dan makan bekal yang mereka mereka melanjutkan perjalanan, Kim ingin si kecil marsya semobil dengannya. Kania sangat menyukai keponakannya yang baru perjalanan hanya sekitar satu jam lagi sebelum mereka sampai di tempat tujuan. Mereka pikir memisahkan Marsya yang berumur satu bulan dengan ibunya tidaklah masalah. Karena tak sabar ingin sampai tujuan, Wawan dan Krista yang semobil melanjutkan perjalalan lebih dulu dari pada Tony dan yang melirik arlojinya, sudah sekitar satu jam sejak mereka berhenti tadi.“Wawan pikir tadi lihat Ayah matiin lampu mobilnya,” katanya, memperlambat lalu mengarahkan mobilnya keluar dari jalan besar menuju jalan yang lebih kecil.“Hati-hati nyetirnya wan, liat jalan yang bener ya” bundanya mengingatkan, “jangan sampe kejebak lumpur-lumpur… ntar nggak bisa keluar lagi”“Ok Bun,” ia tertawa menyusuri jalan sampai mereka tiba di sebuah jembatan reyot. Wawan menghentikan mobil, lalu keluar dari mobil dan berjalan ke arah jembatan dan melihat ke bawah. Sungai, yang biasanya tenang dan lambat sekarang menderu dalam, berlumpur. Gelombang air menabrak tiang jembatan. Mereka tampak agak rapuh, tetapi mereka sepertinya masih cukup kuat.“Bagaimana wan?” “Heh…” Wawan agak terkejut, tidak tahu bundanya telah di belakangnya.“Bisa dilewatin nggak kia-kira wan?”“Eh, Kayaknya bisa Bun,” ia bergumam, “Kalo menurut Bunda?”“yah kayaknya sih bisa,” Kata Krista, “Rasanya cukup kokoh.”“Oke, kita coba Bun,”.“Haduh Bunda basah kuyup deh” Bundanya tertawa saat mereka kembali ke mobil, “Bunda nggak sabar untuk sampai ke pondok dan nyalain perapian.”“Siap-siap Bunda” kata Wawan, memasukkan gigi satu dan perlahan-lahan menuju ke tampaknya kokoh ketika mereka di atasnya. Jembatannya kira-kira cuma sepanjang lima belas meter, tapi butuh mereka dua atau tiga menit untuk sampai tiba-tiba, tanpa peringatan, mereka merasa jembatan bergoyang dan ada yang bergeser di bawah mereka.“Oh, Tuhan,” Krista berteriak “jembatannya mau runtuh.”Wawan langsung tancap gas. Pada saat-saat terakhir jembatan mau runtuh, akhirnya Mobil bisa menyeberang dengan itu akhirnya runtuh ke dalam air di belakang mereka. Dewi keberuntungan masih berpihak ke menginjak rem, berusaha untuk menjaga mobil tidak keluar dari jalanan, dan masuk ke dalam lumpur. Setelah meluncur beberapa meter, mobil akhirnya berhenti hanya beberapa sentimeter dari bahu jalan yang duduk tak bergerak, tangannya berada di stir untuk beberapa saat. Akhirnya, ia memandang ke arah bundaya. Dia tampak pucat, duduk menatap keluar ke hujan deras. Akhirnya ia berpaling dan memandang ke arah Wawan dan tersenyum lemah.”Ya, Tuhan, nyaris…” bundaya mendesah.“iya nyaris Bun,” kata beberapa menit, tangannya sudah berhenti gemetar, wawan membuka pintu mobil. ia melangkah keluar ke hujan lebatsekali lagi, Bundanya juga melangkah keluar dari melangkah terhuyung-huyung kembali ke tempat yang tadinya jembatan itu berdiri yang sekarang telah rubuh.“Telat sedikit aja kita pasti jatuh Bunda, nyarus banget…” Kata satu pun dari mereka berbicara selama beberapa saat ketika mereka menatap ke arah sungai di bawah.“Oh, itu mobilnya ayah” tiba-tiba bundanya berseru.“Cepet telpon ayah.. bunda!!” teriak Wawan saat ia mulai melambaikan tangannya dengan panik, mencoba untuk membuat mereka berhenti sebelum mereka jatuh ke berbalik dan berlari menembus hujan menuju mobil. Membuka tasnya, dan langsung menelepon Tony.“Ayo, angkat dong ayah,” gumamnya, menatap ke arah mobil yang perlahan-lahan mendekati sungai.“Halo, ada apa mbak,” akhirnya dijawab Kania adiknya.“Awas Nia di depan jembatannya rubuh.”“Ya, Kita lihat Wawan melambaikan tangan.”Tidak seorang pun berbicara untuk beberapa saat karena mereka semua menyaksikan Wawan dengan letih dan lesu berjalan kembali ke mobilnya.”Nah, sekarang gimana Bunda?” ia bertanya, ketika sudah kembali di balik kemudi.“Bunda nggak tahu,” Krista bergumam, mencoba berpikir apa yang harus bahwa rombongan Tony tidak akan bisa menyeberangi sungai dalam waktu dekat. Mereka bisa berbalik dan kembali mencari tempat penginapan terdekat untuk bermalam. Meskipun Krista masih menyusui Marsya, ia telah menyiapkan cukup banyak susu formula sehingga tidak akan menjadi masalah untuk beberapa waktu ke mendiskusikan alternatif-alternatif dengan Tony selama beberapa menit. Akhirnya Tony setuju bahwa dia, Kania, dan Marsya akan kembali ke tempat penginapan terdekat dan bermalam di sana. Tony akan melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib istri dan anaknya terdampar disana. Dia akan memberi tahu istrinya apa rencananya untuk lalu menutup telepon, dia menjelaskan kepada Wawan apa yang mereka telah memandang ke kaca spion. Keduanya memperhatikan dengan cemas ketika Tony perlahan-lahan dengan hati-hati mundur. Sepertinya berjam-jam lamanya, namun akhirnya mobil ayahnya mundur ke jalan raya dan menghilang di hujan deras.“Yah kita berdua aja deh wan,” Krista menyeringai tegang.“Yah begitulah Bunda” jawab mereka berhenti di depan pondok dan keduanya duduk mengamati hujan yang turun di kap mobilnya. Perjalanan ke pondok rasanya lama sekali, Wawan cuma bisa memacu mobilnya kira-kira lima kilometer per tampaknya tambah lama tambah lebat.“Tetek Bunda sakit nih sakit Wan. “ “Maaf?” Wawan tersipu, tak percaya apa yang didengarnya.“Jangan kayak pemalu ah,” sergah Krista, “sudah hampir lima jam sejak Bunda netekin Marsya terakhir kali dan sekarang tetek bunda rasanya penuh dan sakit.”“BUNDA,” kata Wawan terbata-bata, Wajahnya memerah “malukan …!!!!”“Oke, Mr …” Krista tertawa lalu membuka pintu mobil, “ayo kita turunin barang-barang dari mobil.”Wawan melangkah keluar ke hujan, dengan wajah memerah. Dia tidak percaya apa yang bundanya katakan barusan. Lagi pula, itukan ibunya dan ia belum siap untuk sejenak, ia berdiri di tengah hujan lebat memikirkan payudara bundanya. membayangkan payudaranya, besar dan bengkak, penuh susu mengirim gairah tersendiri ke dalam pikirannya. Gemetar, iamelihat ke atas dan membiarkan basah dingin air hujan menerpa ke wajahnya, berharap hal itu akan mencuci pikiran kotor dari ia memandang dan melihat bundanya dengan tidak sabar berdiri di belakang mobil. Memalukan pikirnya, ia berlari dan membuka bagasi. Keduanya meraih sebanyak yang mereka bisa dan bergegas ke pondok. Dia menurunkan bawaannya di teras dan kembali ke mobil sementara bundanya membuka pintu tinggal di dalam sementara ia berjalan mondar-mandir bongkar muat mobil. Butuh waktu tiga puluh menit di bawah siraman hujan untuk menurunkan semua barang-barang yang mereka bawa, tetapi ia terus memikirkan apa yang dikatakan ibunya menata barang-barang serapi mungkin.“Nih tas Kamu Wan” Kata sang bunda sambil menyerahkan tasnya, “cepet ganti pakian yang kering sebelum nanti kamu masuk angin, terus kamu nyalain api unggunnya, sementara Bunda ganti baju”.Dia menendang lepas sepatunya yang berlumpur dan berjalan basah-basah ke dalam satu kamar mandi di pondok. Ia lalu melepaskan semua pakaiannya yang basah, rasanya seperti dia baru saja mandi air es. Memandang dirinya di cermin, pikirannya tiba-tiba kembali ke bundanya. Ia membayangkan Bundanya sedang pada diri sendiri karena memikirkan pikiran-pikiran seperti itu, ia mengeringkan rambutnya dan mengeluarkan sepasang celana pendek longgar dan sweter. Sebuah kombinasi yang aneh, pikirnya, tetapi setelah ia mendapat menyalakan api unggun, akan terasa betapa hangatnya pondok kecil itu hanya memiliki empat ruangan. Dua kamar tidur, kamar mandi dan sebuah kombinasi ruang tengah, dapur, ruang tamu. Perapian batu besar akan membuat seluruh pondok hangat dalam waktu kurang lebih satu jam, kalau dia tidak keluar dari kamar mandi, ia melihat bahwa bundanya sedang menunggu dengan sabar sampai ia selesai.“lama amat sih” kata bundanya dan melangkah dengan mantap menujukamar mandi. “Bunda pikir kamu pingsan di sana.”“Bunda kayak tikus kecebur got” Wawan tertawa ketika bundanya berjalan dengan rambutnya yang basah kutup bundanya masih terlihat cantik, pikirnya, saat dia mulai menyalakan api unggun. Wawan jadi tersipu-sipu saat memikirkan hal itu. Tubuhnya tampak seksi untuk wanita seusianya. Wawan punya banyak kesempatan untuk melihat tubuh bundanya selama liburan di Bali waktu itu ketika bundanya bermalas-malasan di tepi pantai dalam pakaian Wawan memarahi dirinya sendiri karena telah membayangkan ibunya seperti bisa mendengar suara pancuran bundanya ketika ia sedang berusaha untuk menyalakan api. Membayangkan tubuh bundanya, ia ingin menyelinap dan mengintipmelalui lubang kunci. Kembali ia mememarahi diri sendiri karena berpikir seperti ia dan ayahnya telah mempersipkan pasokan kayu untuk seminggu saat terakhir kali mereka di pondok. Api kecil akhirnya mulai menjilat di kayu dan tak lama kemudian api di depan api, ia menusuk-nusuk tumpukan kayu saat pikirannya kembali kepada bundanya. Ia mendengar teman-temannya ngomongin tentang wanita hamil dan wanita menyusui. Mereka mengatakan bahwa payudara wanita menyusui menjadi besar dan penuh susu dan sebagainya. Mereka bahkan mengatakan bahwa jika seorang wanita tidak punya bayi untuk mengisap payudaranya, mereka akan hari. Tersipu-sipu, ia segera berdiri danmulai merapikan ia meraih kemaluannya melalui celana untuk membetulkan posisinya itu, bundanya melangkah keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan mandi jubah mandi warna pink dan mengeringkan rambutnya dengan handuk putih berpandangan selama beberapa saat. Kemudian, Wawan berpaling dan membetulkan posisi kemaluannya yang bengkak ke posisi yang lebih nyaman.“kamu baik-baik aja, sayang?” tanya bundanya, berjalan ke arahnya dengan kedua lengannya di atas kepalanya mengeringkan rambutnya.“Uh, Yeah, eh, baik bunda,” gumamnya, melihat ke arah Bundanya berjalan menyeberangi ruangan menuju ke arahnya ia tidak bisa mengontrol matanya memandangi payudara bundanya yang montok. Dalam keadaan bengkak, payudaranya tampak besar.“kamu yakin kamu baik-baik aja?” ia tersenyum padanya dengan pandangan bertanya pada wajahnya, “Muka kamu kok merah?”“Ya, eh, mungkin kena panasnya api unggun” ia bergumam,” Wawan terlalu dekat.”“Oh,” katanya, melangkah ke sampingnya dan menjatuhkan handuk ke tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat ketika ia berdiri di samping wawan untuk menghangatkan tangannya. Wawan takut untuk bergerak dan berdiri menunggu dengan cemas. Saat ia menunggu, ia tidak bisa menahan diri untuk melirik kembali ke arah gundukana payudara bundanya di bawah baju mandi yang tebal dan bundanya tidak memakai apa-apa lagi di balik itu, ia bertanya-tanya dan merasakan penisnya berkedut lagi.”Minum anggur yuk wan biar badan kita hangat” Bundanya berkata.“Eh, tentu Bunda, ide bagus,”“Bunda belum ngucapin terima kasih ke kamu nih atas yang kamu lakuin tadi” katanya pelan, membungkuk dan memberinya ciuman lembut, penuh kasih di pipi. “kamu mungkin udah nyelamatin hidup kita.”Ah Bunda,” katanya merendah dan wajahnya memerah sekali lagi.“Sungguh,” ia tersenyum padanya, “kita mungkin akan jatuh ke sungai kalo kamu nggak bereaksi begitu cepat.”“Siapa pun akan melakukan hal yang sama,” katanya, berharap bundanya tidak akan melihat tonjolan di celana pendeknya saat ia bergegas ke menemukan beberapa botol anggur di lemari dan mengambil satu. Saat ia berjuang untuk membukanya, ia diam-diam melihat bundanya dari sudut matanya. Bundanya sedang membungkuk, membiarkan hangatnya api mengeringkan rambutnya yang hitam ikal sebahu. Jubahnya agak terbuka cukup untuk memberinya satu payudaranya yang bunda ngga pake apa-apa lagi di balik jubahnya, pikirnya. Dan penisnya mengeras lagi dan dia hampir menjatuhkan botol anggurnya.“Susah ya wan?” Bundanya bertanya dari seberang ruangan.“Eh, ngga, itu… gabusnya, eh, hanya sedikit keras,” dia bergumam.“Perlu bantuan, Sayang,” ia bertanya, sambil sedikit membungkuk sehingga jubahnya terbuka lebih lebar.“Eh, ngga Bunda” ia menelan ludah, berusaha untuk menjaga matanya terpaku pada besarnya kedua payudaranya dan membuka sumbat botol pada waktu yang bisa melihat hampir seluruh payudaranya yang putih dan besar sampai ke aerolanya. Berusaha untuk bisa melihat lebih, tapi tidak sampai bisa melihat putingnya.“Bunda udah haus nih Wan” kata Bundanya dari payudara Bundanya pun buyar, ia mendongak dan melihat bahwa Bundanya telah memergokinya. Dia tersipu malu ketika ia menyadari bahwa bundanya telah memergokinya tapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.“Kamu suka sama tetek bunda wan?” kata bundanya, akhirnya bundanya menutup jubahnya.“BUNDA,” sergah wawan, pikirannya dalam gejolak kebingungan.“Yah, tadi kamu ngeliatin kan?”Ia tidak bisa berbicara. Malu… ia tidak bisa menemukan kata-kata untuk mengungkapkan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi untuk beberapa saat. Tangannya gemetaran sekali, dia butuh waktu lama untuk mengisi gelas dengan anggur. Masih dengan muka memerah, perlahan-lahan kembali ke tempat bundanya dan memberikan segelas dengan gemetar.”Ngga apa-apa kok wan,” Krista tersenyum lembut sambil mengulurkan tangannya dan memegang tangan anaknya untuk menghentikan tidak tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan. Krista akhirnya mengambil gelas anggur dari tangan anaknya yang tampaknya membeku. Dengan tersenyum hangat, Krista perlahan meneguk lalu meminum anggurnya, dan hampir mengosongkan gelasnya di tegukan pertama.“Wah, kamu haus sekali kayaknya ya wan” ia tertawa hangat.“Iya nih bunda” serunya sambil menghabiskan gelasnya yang kosong sebagai alasan untuk meninggalkan bundanya, sekali lagi, ia berjalan kembali ke rak mengisi gelasnya, ia menoleh dan melihat bahwa ibunya sedang duduk di sofa di depan perapian. Dia punya kaki yang indah, Bundanya tersenyum hangat padanya.”Ayo ke sini wan duduk samping Bunda” ia tersenyum padanya, sambil menepuk sofanya.“Eh, eh, oke bunda,” gumam Wawan, ia lalu tersandung dan hampir jatuh ketika ia berjalan ke arah bundanya.“Bawa sekalian botolnya wan,” lalu kembali dan mengmbil botolnya, menghampiri dan duduk di sofa di samping Bundanya. Udara dipenuhi dengan aroma segar sabun mandi mereka ketika mereka berdua duduk didepan perapian. Waktu berlalu perlahan ketika mereka mengobrol berdua sambil menghabiskan sebotol anggur.“Kamu mau tiduran di pangkuan Bunda wan, kayak kamu masih kecil dulu? “akhirnya krista bertanya kepada wawan.“Eh, eh, iya Bunda,” katanya, sambil menaruh gelasnya yang kosong di lantai, Wawan pun merebahkan kepalanya di lembutnya pangkuan Ibunda. Harum tubuh Bundanya yang habis mandi membawanya kembali kenangan indah masa kecilnya ketika ia berbaring memandangi wajah Bundanya. Dia melihat senyum Bundanya yang terasa hangat sambil perlahan-lahan jari lentiknya mengelus dalam aroma yang menyenangkan, wawan perlahan-lahan menutup matanya. Mendengarkan suara hujan membasahi jendela, ia jadi mengantuk. Rileks karena anggur, api, hujan dan aroba bundanya yang hampir memabukkan, Wawan pun perlahan-lahan hanyut dalam alam tidak tahu berapa lama ia telah tertidur, tetapi ia masih bisa mendengar bunyi rintik hujan ketika ia perlahan-lahan kembali terjaga. Tiba-tiba ia menyadari bahwa pipinya basah. Apa atapnya bocor ya? ia bertanya-tanya. Pantas lah bocor kalo hujannya sederas itu, pikirnya. Perlahan-lahan, ia membuka mata dane mendapati dirinya menatap bundanya yang bertelanjang ia melihat bahwa jubah ibunya entah bagaimana telah terbuka dan memamerkan payudaranya. Tidak percaya dengan yang dilihatnya, ia melihat puting susu bundanya telah menempel di pipinya. Lalu ia melihat tetesan kecil air susu keluar dari putingnya. Terpesona ia melihat aliran kecil air susu ibu meresap keluar puting bundanya dan mengalir melengkung ke bawah iayudara bundanya yang saja dia merasa kemaluannya membengkak keras ketika ia terngangga dengan penuh pesona. Wawan menjadi takut untuk bergerak. Akhirnya, ia mengalihkan pandangannya dari payudara bundanya dan melihat bahwa rupanya bundanya telah ketiduran juga. Bundanya ketiduran dengan pipi menempel di melihat kembali turun ke payudaranya, ia benar-benar terpesona dengan payudara bundanya. Sekarang dia begitu dekat dengan payudara bundanya, dia bahkan bisa melihat urat-urat biru rasanya ya mengisap putting susu bundanya, ia bertanya-tanya dalam hati. Tidak, ia tidak bisa melakukan itu, pikirnya. Itu sudah kelewatan. Apa yang akan Bundanya katakan kalau ia terbangun dan menemukan dia mengisap payudaranya? Dia mungkin akan membunuhnya. Menatap ke arah puting merah muda bundanya, ia tidak bisa menahan diri dari mulai menghadapkan kepalanya ke arah setetes susu bundanya jatuh menetes ke bibirnya, ia menjadi begitu bergairah, ia seperti mau ejakulasi. Dia belum pernah merasakan gairah seperti itu. Seluruh tubuhnya berdenyut-denyut seperti dialiri listrik ketika ia perlahan-lahan membuka mulutnya. Saat bibirnya membuka, puting bengkak bundanya menyelinap di antara sesaat, tidak terjadi apa-apa. Lalu ia melihat bundanya berkedip lalu membuka matanya. Takut atas apa yang akan dilakukan bundanya, ia berbaring diam sebisa mungkin. Kemudian tiba-tiba bundanya memandang ke arahnya. Wawan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Waktu seakan berhenti saat tatapan mata mereka bertemu untuk waktu yang bundanya menarik kepalanya ke arahnya membuat puting susunya masuk lebih jauh ke dalam mulutnya.“Boleh kok wan” bisiknya, menekan wajahnya ke payudaranya yang lembut. “Netek sama bunda… tetek bunda udah sakit banget penuh susu, kalo bunda netekin kamu mungkin sakitnya bisa ilang.”Wawan tertegun dan tidak melakukan apa pun untuk sesaat. Lalu tersadar bahwa bundanya ingin ia menetek padanya, perlahan-lahan wawan mulai mengisap puting bundanya yang keliatan membengkang. Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Aku sudah nggak sabar lagi Semenjak saat itu keinginan yang terpendam dalam diriku selalu menyeruak Kukatakan aku mendapat inspirasi dari sana mata ini tak bisa rasanya untuk terpejam membayang kan wajah mbak Anun yang cantik,dengan buah dadanya yang membusung yang ingin rasanya aku selalu meremas buah dada tersebut Malam itu juga kutunjukan semua cerita dan Sebelum melanjutkan Cerita Dewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa setiap melihat ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun terwujud. Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu Rumah tangga/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo. Langsung aja Cerita dewasa nya ya?Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.”Wah ada tanda-tanda sesuatu ini” pikirkuDasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..heheMalah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya. Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.”apa kabar mbak??lagi asyik ngapain ne??” tanyaku”ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan””sekalian nyari udara segar sore hari”lanjutnya..”wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?””ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnyaOtakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya…”wah susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.“ya susu botol dan susu ini.”sambil dia memegang payudaranya sendiri.“Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat.” Hehehe sambil cengenges2an…..“wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.””jangan-jangan yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi iniWuiih…berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga ”emang bole ya mbak??”Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya..” bentar ya Dan, Didi minta tetek ni.” sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai ”BHnya berenda cuy”….yes yes yesBegitu teteknya terbuka satu, langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang. ”pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh mataku. ”Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinkuWaktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. uda abis mungkin yang kiri?? Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, ”Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.”Kamu kenapa Dan??” tanyanyaDengan terkaget aku menjawab “anu..emm..eh ngga papa kok mbak.”“jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??”Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab ”emangnya bole ya mbak? Nanti ada yang marah?””ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”Wah bener-bener beruntung ne hari ini….”maksudnya Mbak?”sok sok belagak bego ne gue. Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang ”ayo sini aja, masih ada satu kok.””tapi pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya” aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.”jangan malu Dan…”sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. ukurannya itu lho, manteb gan!! Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.“mas di sebelah sana aja yuk?”dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke seru juga ne tempatnya..“ayo mas dilanjut lagi.” Ajaknya“mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa.”pintakuAkirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?”Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?”Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini. ”gede banget Dan?punya suami mbak aja kalah”Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.”masak si mbak?”tanyaku..”mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?”Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka 69. dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, ”wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku. Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. ”Pasti dia uda sampai duluan ni?” pikirku dalam hati. Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat dedekku. ”mbak, aku bole masukin ne?”tanyakuDia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis.” Pelan-pelan Dan…agak sesak ne rasanya..””Dan…besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!””terus Dan…..”sambil menggigit bibirnyaSetelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS….dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng…..sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun. ”Duh gawat ne?” kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.”Mbak aku mau keluar ne..””aku juga Dan, bareng ya…”pintanyaAku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi.”Mbak….k…k….aku keluarrrrrrr””aku juga dek…k..k…”Crot..Crot..Crot…Crot…tumpahlah semua maniku ke dalam banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.”Makasih ya Dan….sensasi ini belum pernah aku dapatkan.””sama sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak.””udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini””nakal kamu ya Dan!!””mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe”Aku cabut dedekku, ”Ploop..” bunyinya. Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. ”uhh…..”lenguh mbak Dewi. Diapun mengaitkan Bhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya…sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui. Demikian seks saya dengan seorang ibu menyusui, Seks dengan ibu rumah tangga biasa yang sebelumnya hanya khayalan dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan. Akumasa bodo deh denger ibu - ibu berkicau yang penting aku bisa liat terus Mbak Aning yang sesekali juga ngelirik aku , kalau bertatapan aku senyum doi juga dong . Si Nara nyodorin susu pepayanya minta aku isap dan siimut Ita ngangkat kaki sebelah keatas bangku , berdiri disamping aku dan minta dirojok nonoknya dengan telunjuk aku yang Hari itu Antok sudah sibuk mengurus kamarnya yang satu lagi. Dari pagi ia terus mengurus kamar itu sampai kemudian sudah layak digunakan. "Dias...", "oh iya om...", "udah selesai ini, kamu pindahin aja barang barang kamu ya...", "ooh iya om..." Segera Dias memindahkan barang barangnya itu. Akhirnya dias punya kamar sendiri. "gimana dias? seneng gak udah punya kamar sendiri?", "seneng om, makasih loh om...", "hehe iya... iya udah aku keluar dulu ya Dias... nanti kalau ada tamu kamu kasih seadanya aja ya...", "ooh iya om..." Antok ganti baju sebentar, setelah itu pergi keluar. Tampaknya Antok hendak mengurus kepentingan Dias. Dias meneruskan saja menata barang barangnya, juga memasukan pakaiannya ke dalam lemari. Tak lama memang ada seseorang mengetuk pintu depan, Dias segera menemuinya. "Permisi...wah...", "iya pak... silahkan masuk..." tanpa bertanya sudah disuruh masuk saja pria tamu itu. Dias mempersilahkan pria itu duduk diruang tamu. "wah... ini pasti Dias ya...", "iya pak betul...", "oh iya... saya RT daerah sini... tadi mas Antok yang suruh saya kesini", "ooh iya pak RT...", "ini Dias, ada... berkas sedikit yang perlu diisi, kan kamu mau tinggal disini sementara toh..", "oh iya pak, sebentar..." Dias pun segera mengisi berkas yang diberikan oleh pak RT. Pak RT geleng geleng saja, ia tak pernah tau kalau Antok punya saudara yang cantik dan begitu kali itu juga memakai tanktop dan celana pendeknya, yang membuat pak Rt makin senang melihat cewek itu. "Dias ini... saudaranya mas Antok ya...", "iya pak, saudara jauh gitu... gimana ya jelasinnya...", "ndak usah dijelasin deh Dias, lanjut aja itu ngisinya...", "hmm iya pak..." DIas pun lanjut mengisi berkas. Pak RT tak lupa untuk melihat buah dada besar milik Dias yang kini menggantung ditahan tanktop itu, karena memang Dias merunduk saat menulis. Pak RT jadinya membandingkan Dias dengan istrinya, ia ingat jelas buah dada istrinya baru sebesar itu setelah sudah punya anak. "sudah semua Dias?", "sudah ini pak", "hehe iya iya...", "oh maaf pak Rt, saya bikinin minum dulu ya...", "aduh gak usah repot repot Dias..." Dias pergi untuk mengambilkan minuman. Dias hanya menemukan air putih saja yang tersedia, kemudian ia baru ingat pagi pagi sekali tadi ia diminta untuk mengisi susu kedalam botol atas perintah Antok. Dias pun memeriksa botol berisi susu itu didalam kulkas, namun ternyata tinggal sedikit. Tentu dias kemudian memutuskan untuk mengambil gelas, lalu ia keluarkan toket besarnya dari tanktop, kemudian sibuk memerah buah dadanya itu untuk mendapatkan susu untuk mengisi gelas."bikin apa Dias?" Pak RT yang kepo itu jadinya pergi menemui Dias didapur. "eh...pak RT...ini..." Pak RT melotot melihat Dias yang sibuk memerah toket besarnya untuk mendapatkan air susu. "ooh... lagi sibuk itu toh...", "i...iya pak..." Dias jadi agak malu, pak RT berusaha bersikap biasa meski ia kini malah mendekati Dias. "istri saya dirumah juga biasanya begini kok...", "ooh gitu ya pak... jadi pak Rt udah biasa minum susu istrinya pak rt ya...", "iya... kan susunya perempuan sama semua..." Pak RT hanya ingin meyakinkan Dias agar tetap memerah toketnya. "hmm gitu ya pak... eh ini pak RT..." Gelas sudah terisi meski tak sampai penuh. "oh iya Dias...hm..." pak Rt menerima dengan senang hati, lalu ia minum susu digelas itu dengan segera, sampai habis, pak RT tak mengungkapkan kegembiraanya karena minum susu yang sangat enak itu. "mm...gimana pak...", "hmm... iya sama kayak susu biasanya...", "hmm... oh iya pak RT... itu..", "kenapa Dias?" Dias mengajak ngobrol pak RT, tapi cewek itu tidak menyimpan toketnya lagi kedalam tanktop, tentu membuat pria didepannya itu senang. "kata om Antok, saya disuruh usaha jual susu aja, tapi...", "wah bagus itu... disini kan jarang yang jualan susu...", "beneran itu pak?", "iya... tinggal Diasnya aja rutin sering sering siapin susunya aja... pasti juga banyak yang mau beli...", "hmm gitu ya pak... ahn...pak Rt..." pak Rt yang tertarik itu jadinya tangannya jadi nakal dan memegang buah dada besar milik Dias itu. "dada kamu juga lebih besar dari punya istri saya loh... pasti juga susunya bisa keluar banyak...", "mmh... iya sepertinya...ngh.. emang banyak sih pak...", "nah kan... Dias, boleh nggak aku minta susunya lagi?", "hmm.. boleh kok pak...aahn...ngh.." pak Rt setelah dipersilahkan tentu langsung mulutnya melesat menempel diputing susu Dias, diemut dan disedotnya dengan nikmat, senangnya pak RT bisa nyusu langsung dari sumbernya. "mmh...sluurp...ah..mm..." Dias bersender di meja dapur itu, karena ternyata pak RT jadi ganas, toket besar Dias digrayangi dan terus diremas, dua puting susu Dias juga bergantian dikecup dan disedot pak Rt. "mmh...ah...pak Rt...", "..sluurp...ah... iya dias...", "kira kira... saya jual susunya gimana ya pak...ngh...", "sluurp..ah... hmm gimana ya? mending ngobrol sambil duduk aja dulu yuk...", "ooh iya pak..." Dias diajak pindah keruang tengah, cewek itu diajak duduk santai diatas karpet. tapi meski sudah duduk pak RT masih sibuk menikmati toket besar Dias itu, tak lupa pak Rt mencopot tanktop dias juga. "ditaruh botol atau plastik juga bisa Dias..", "hmm... terus kalau... harganya pak...ngh..", "mmh... sluurp..mmh...aah... kalau harga dipikir nanti aja", "hmm gitu ya pak..ngh...ngh... pak RT..." pak Rt mengambil wadah lalu ditaruh didepan Dias, lalu ia kini memutuskan pergi kebelakang Dias, ia pegangi toket besar milik cewek itu. "Dias biasanya kalau merah susunya gini ya?", "ngh...ah... iya gitu... juga bisa pak..ngh...", "hmm... biasanya juga gini kalau lagi bantuin istriku..." Dias jadi mendengarkan pak rt terus dan membiarkan toketnya diperah, karena ia terbujuk kalimat pria itu. "hmm... pak rt... dirumah... biasanya...ahn...", "hehe... dirumah susunya juga buat anak anakku...", "ooh... ngh...ah...", "kan susu bagus buat anak anak, buat orang dewasa juga...hehe..." Pak Rt makin asyik saja, ia pijit toket besar Dias itu, dari pangkal sampai keujung diurut terus. Susu yang keluar dari puting kenyal Dias itu terus menetes mengisi wadah. "aah...nngh...nnh...", "Dias, coba agak nunduk deh...", "hmh... begini pak...", "iya, hehe..." Dias menurut dan merunduk, ia jadinya malah nungging juga. pak rt yang tak tahan lagi itu menyempatkan membuka celana untuk membiarkan penis tegaknya bersiap. "pak Rt...kok itu...mmgh...", "Dias tau enggak, bisa loh gak perlu kamu perah, susu kamu bisa keluar terus..." pak RT bicara sambil sibuk membuka celana pendek dias itu. "hmm, kayaknya aku pernah itu pak...", "nah pas gimana itu dias?", "itu kalau ndak salah waktu...aah...pak rt...itu..." Dias baru sadar ia sudah telanjang karena celananya dicopot pak rt, lalu juga ada sesuatu yang menempel dibibir vaginanya. "iya pas sambil begini kan Dias...ngh..ouh.." pak Rt segera saja mendorongkan penisnya itu, sleeb, masuk kedalam memek hangat Dias. "aah...aah...pak rt...jangan... itu...", "uuh... loh biar kamu tau... habis ini kamu gak perlu repot repot pasti susu kamu keluar terus...", "tapi...pak...aahn..." tadi memang baru masuk sedikit, namun pak rt segera mendorong batang tegaknya lebih dalam lagi, sleeb, Dias sampai mengerang saat memeknya kini benar benar sesak diisi penis pak Rt. "hehe..oh..mh... liat Dias...itu.." pak Rt kini menahan tubuh montok Dias, toket besar milik cewek itu dibiarkan menggantung. Dan benar saja kini puting susu menonjol milik Dias itu tak perlu lagi dipencet pencet atau disedot, karena susu mengalir keluar dengan intensif. "aah...ngh...ouh..." Dias tau benar memang kini susunya bisa mengalir menetes sendiri kedalam wadah, tapi Dias juga harus sibuk merasakan memeknya yang dientot pak RT. " biar gak muncrat kemana mana... dipegangin juga ini dada kamu...oh..." pak RT kini memegang toket besar Dias agar tak bergoyang terus, dan susu yang menetes bisa jatuh kewadah dan tak membasahi karpet. Entah berapa lama Dias harus menahan tubuhnya dirangsang oleh pak Rt itu, toket besar milik janda muda itu juga tak berhenti meneteskan susu."aahn...ah..mh...", "wah...dias...hehe..mh..." Pak Rt harus menarik keluar penisnya saat mendapati Dias klimaks dan cairan kewanitaan mengalir dari memek cewek itu. "nngh...ah...uuh.. ", "nah gimana dias.. tuh keluarnya banyak ya.." wadah itu sampai hampir penuh oleh susu. "ngh...iya pak RT...pak Rt... jangan...aku..mmgh..." pak Rt berpindah kini ada didepan dias, malah ia langsung medorong batang tegaknya kedalam mulut dias yang masih menungging itu. "wah... dari depan juga bisa loh dias... ayo kamu pegang dada kamu tuh..", "hghmm...mmgh..nngh..." Dias tak bisa bercakap, mulutnya penuh diisi penis pak RT. Dias menurut saja jadinya, ia pegang toket besarnya itu agar tak bergoyang hebat. Dias menutup matanya saja, ia lebih baik tak melihat apa yang terjadi, tinggal ia rasakan saja. memang kini pak Rt tak berhenti menggerakan penisnya maju mundur dimulut dias itu. DIas juga masih merasakan susunya menetes terus, memeknya juga meneteskan sisa sisa cairan kewanitaanya tadi. Pak Rt tak mau berhenti beraksi, sudah lama juga ia tidak ngeseks. "ngh...ooh... luar biasa memang Dias ya... auh... " pak Rt tampak sudah tak tahan, croot crot, mulut Dias diisi sperma dari penis pak Rt itu. "nngh...mmgh..mmh.." Pak RT menarik penisnya keluar, lalu kemudian ia pegangi tubuh Dias agar kembali duduk. "jangan dimuntahin dias... diminum aja..", "mmh..gleeg...mmh...uhuk...ngh...ahn.." DIas menelan sperma dimulutnya itu. "itu tadi... harus diminum... biar susunya Dias nanti makin banyak yang keluar, juga makin enak..hehe...", "mmh...ah...ngh...iya pak rt...uh..." Dias mengiyakan saja, mudah ia percaya pada pak RT, apa lagi karena kini pikirannya puyeng habis dientot oleh pak RT. Pak Rt membenahi pakaiannya, Dias juga pergi kekamar mandi mengurus tubuhnya, setelah itu ia sudah berpakaian lagi saat menemui pak RT diruang tamu. "Dias, aku bawa ya berkasnya, sama minta susunya juga ya..." DIas melihat pak rt sudah menyimpan susu didalam wadah plastik kecil. "ooh iya pak Rt...", "makasih ya Dias...hehe..." pak RT pulang dengan senang hati. Dias kemudian pergi untuk menyimpan susunya diwadah tadi kedalam botol. Setelah itu Dias harus mengurus karpet ruangt tengah yang basah dibeberapa sudut saja. "Dias...", "eh, om antok..." Antok tampak baru saja tiba...", "pak Rt tadi dari sini?", "iya... tadi habis...", "hmm? wah wah... pak rt ya..." Antok tak perlu diberitahu sudah faham, karena tampak Dias agak lemas, juga Antok bisa melihat botol yang sudah terisi susu banyak itu. "iya tadi pak RT bantuin mikir soal... jualan susu itu om...", "ooh gitu, gimana tadi?" Antok bertanya, meski hasilnya ia harus menahan tawa atas penjelasan Dias. "...gitu om, gimana ya?", "kalau gitu besok aku beli peralatannya deh buat nyimpan susunya ya...", "hmm iya om...", "nah itu banyak susunya di botol...", "iya ini om...", "kira kira... masih bisa keluar lagi gak Dias?", "gak tau ini om...", "hmm mending dicek lagi, ayo kekamar kamu ya...", "iya om Antok..." Dias kemudian diajak pergi kekamarnya. Antok meski pagi pagi sekali tadi sudah nyusu, kini ia mau lagi. meski awalnya Antok membantu Dias menuntaskan memerah susunya dihari itu, tak lupa Antok untuk mencicipi sebentar, juga tak lupa untuk ngeseks juga dengan saudara jauhnya setelah beberapa hari berlalu, akhirnya bisa mulai menjual susunya. Memang seperti susu pada umumnya ia jual dalam plastik. Antok biasanya menjualkannya kesekolah terdekat. "Dias...", "iya om Antok..." Dias muncul menemui Antok yang baru datang. "udah habis loh susunya..", "wah, beneran om?", "iya... diborong anak anak sekolah tadi", "syukur deh kalau begitu...", "nih uangnya...", "aduh... om Antok bawa aja deh...", "loh kan itu juga susu kamu Dias..", "iya gak papa kok om... kan yang lebih butuh om Antok...", "iya udah biar aku simpen ya uangnya...", "iya om...", "ini kamu lagi ngapain Dias?", "habis nyetok susu om, ini mau lanjut lagi...", "ooh iya udah ayo om bantuin..." Dias pun kembali memerah susunya untuk disiapkan dijual lagi nanti. Antok senang saja, sembari ia kerja, sesekali ia tinggal menjual susu dari Dias itu sebagai uang tambahan. Hari hari selanjutnya pun juga begitu, bahkan Antok melihat sepertinya peminat susu Dias makin banyak saja. Tapi Antok tak mau menambah stok, ia juga tak mau kehabisan susu segar Dias itu. "... kalau minggu libur aja dulu ya Dias...", "hmm iya udah om...", "aku keluar dulu ya DIas..." Antok kali itu pergi meninggalkan Dias. Dias kali itu bersantai saja dirumah. Dias kemudian baru sadar sepertinya buah dadanya itu jadi makin besar saja, ia pikir pasti air susunya bisa keluar lebih banyak lagi. Tak lama kemudian, terdengar pintu depan diketuk, Dias pergi untuk membukanya. "permisi...", "oh iya adek adek..." kali itu muncul beberapa bocah yang tampak kaget melihat Dias yang mempesona itu. "wah... permisi mbak... mau beli susu...", "hmm? beli susu?", "iya... kata om Antok kalau minggu gak jual jadi suruh kerumah ini gitu..." ,"ooh gitu ya... hmm masuk dulu aja dek..." Bocah bocah itu senang disuruh masuk kerumah. mereka duduk saja diruang tamu, menunggu Dias muncul lagi. Dias baru muncul membawa satu botol susu saja. "ini dek...", "oh iya mbak... cuma ini mbak ya?", "iya...", "ooh iya udah..." tanpa banyak ramai bocah bocah itu bergantian menghabiskan susu sebotol itu. Dias melihat saja, seperti bocah bocah itu memang suka sekali dengan susunya. "adek adek... kalian suka banget ya sama susunya?", "iya mbak... enak banget... gak kayak susu biasanya...", "hmm gitu ya...", "iya mbak... oh iya mbak namanya siapa?", "ooh aku Dias...", "ooh mbak Dias..." bocah bocah itu memang jadi semakin haus saja meski sudah meneguk susu, karena mereka melihat buah dada Dias yang begitu besar tersimpan dalam kaos. "hmm... kalian masih mau susu lagi?", "iya mbak... oi mana uang kalian..." bocah bocah itu kemudian mengeluarkan semua uang mereka dan ditaruh dimeja. "wah banyak sekali...", "iya mbak, kami pengen banget minum susu lagi...", "hmm... sini kedalam dulu...", "iya mbak..." mereka ikut saja keruang tengah bersama dias. mereka duduk dikarpet sambil berharap diberikan suguhan susu lagi, namun bocah bocah itu kaget karena mereka mendapat yang lebih istimewa, Dias tiba tiba sudah melepas kaosnya dan membiarkan toket besarnya terpampang didepan bocah bocah itu. "wah mbak Dias...", "bentar ya dek... soalnya susunya masih didalem ini belum dikeluarin..." tak percaya bocah bocah itu ternyata susu yang mereka suka berasal dari buah dada besar milik Dias. "oh dari situ ya mbak...", "iya hari ini belum dikeluarin..." Dias memegang toket besarnya itu, membuat bocah bocah didepanya merasakan tenggorokan mereka kering seketika. "wah... biar kami bantu keluarin mbak...", "ooh gitu...", "iya... gimana nih mbak...", "hmm... mending kalian langsung hisap aja dari sini yah..." Dias menunjuk kearah puting susunya, bocah bocah itu nafsunya meningkat seketika. "ooh iya mbak...umm..mmh.." sekejap melesat satu bocah mendekat lalu ia tempelkan mulutnya diputing kenyal Dias itu, "nngh..ah... ", "wah...umm... sluurpp... tinggal disedot aja kan mbak...", "iya tinggal disedot aja...uuh... kalian gantian aja yah...", "iya mbak..wah..." dua puting susu Dias kini sudah diemut bocah bocah itu. Pertama mereka agak kesulitan, pertama mereka jilat dan dikenyot kenyot, baru disedot dan keluar susunya, lalu bocah bocah itu sudah fasih saja cara nyedot susu langsung dari sumbernya. Dias senang senang saja melihat ia bisa menyusui bocah bocah itu, ia jadi ingat saat dulu menyusui bayinya. "mmh...sluuurp...mm...uhuk...ngh...", "pelan pelan aja dek minum susunya ya...ngh.." DIas kemudian merasakan susu membasahi tubuhnya itu, lalu ia memutuskan melepas celananya juga agar tidak basah. "wah...mbak Dias...", "kenapa dek..ahn..", "gak papa mbak... hmm..." Tau Dias sudah telanjang, bocah bocah itu malah ikutan melepas pakaian, terlihat penis penis kecil mereka sudah tegang. "mbak Dias... gak capek begitu... apa gak tiduran aja?", "hmm iya juga ya... bentar dek... kekamar dulu aja...", "wah iya bener mbak..." dengan senang hati bocah bocah itu ikut dias kekamarnya. sampai sana dias tiduran dikasur, langsung bocah bocah tadi menyusul, mereka tangkap toket besar Dias itu, mereka remas remas kuat, puting susu Dias juga sudah langsung disantap mulut mulut mereka, disedotnya susu yang keluar, sluurp... terus disedot bergantian. "hehe...hmm..." ada juga bocah yang kini sibuk mengelus tubuh montok Dias itu, bahkan ada yang sudah berani mengelus selangkangan Dias itu. "nngh...ah dek... itu..." Dias merasakan ada yang masuk kedalam lubang vaginanya, terasa seperti jari tangan, jadi ia biarkan saja, karena memang bila memeknya diganggu biasanya Dias bisa memproduksi susu lebih cepat dan lebih baik. "wah... uhh..." namun memang sebenarnya yang masuk kememek Dias itu adalah penis salah satu bocah itu. "hmm...ooh... kamu gak pengen... minum susu lagi?", "nanti aja mbak... ini lagi pengen masukin sini... boleh kan mbak...", "uuh iya gak papa...tapi jangan lama... gantian aja...aahn...", "iya mbak...wah..." bocah bocah itu jadi senang bisa juga bergantian mencoba memasukan penis mereka di memek hangat Dias itu. "sluurp...aah..mmh...aduh..uh..." Croot crot, ada yang sudah klimaks saja habis asyik nyusu terus, "nngh...dek itu...aahn..." Croot crot, memek Dias juga disemprot cairan dari penis bocah bocah itu. Dias tak mempermasalahkan hal itu, karena beberapa hari itu Dias juga membiarkan memeknya diisi sperma oleh Antok, dan antok mengatakan tidak apa apa karena Dias sudah dibelikan obat khusus. "m...maaf mbak... gak kuat...", "iya gak papa...ngh..auh.." Crot croot, disemprot lagi tubuh Dias dengan cairan lengket. bocah bocah itu cepat saja sudah klimaks, memang baru awal pertama aksi menikmati tubuh wanita. Setelah puas minum susu, bocah bocah itu juga lemas habis klimaks. "mbak Dias... makasih...", "kalian mau pulang?", "iya mbak...", "iya udah... tapi jangan kasih tau yang lainnya ya... nanti kalian gak dapet jatah susu pas hari minggu loh...", "hmm iya mbak Dias siap..." bocah bocah itu berpakaian lalu bergegas pulang. Dias sempat istirahat sebentar, lalu ia geleng geleng keheranan, bagaimana ia harus mengurus kamarnya yang basah semua itu. "Dias...", "iya om Antok?", "kamu habis ngapain?", "habis bersih bersih kamar...", "ooh, udah ayo makan dulu nih aku beliin dari luar", "ooh iya udah om..." saat Dias baru selesai mengurus kamar, Antok sudah kembali membawa makanan. Mereka segera makan bersama saja. "...tadi ada anak anak kesini om", "ooh, beli susu kamu?", "iya... sampe habis semua...", "wah... kalau gitu gak aku bolehin aja deh kalau minggu beli", "hmm iya, makasih om Antok", "iya Dias...hehe..." Dias masih akan melanjutkan hari harinya dirumah Antok berjualan susu CERITADEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAK. Bokep Jepang September 24, 2018. FilmBokepJepang - Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter. Part 1. Aku, anak yang Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu tersebut. Bahkan kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya.“Sayang.. kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan payudaranya.“Eh, eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.“Beneran? Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu?” kata mama menggodaku. “Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama dulu” katanya menggoda lagi.“ahh.. mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma” kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat menggoda.“Hihi, kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu?” tanya mamaku lagi.“Gak ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut ketahuan sedang horny ngebayangin mamaku.“Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget yah.. liatnya gak pakai nafsu, masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku yang akhirnya membiarkan saja aku memperhatikan payudaranya yang sedang menyusui. Aku tentu saja senang bukan main mendengarnya dan tidak menyiakan kesempatan untuk melihat mamaku menyusui adikku tanpa perlu takut ditegur mamaku lagi.“Udah ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil memasang kembali branya dan menutupnya dengan kemeja. Aku cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja dan bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa di kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.“sayang? Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak memandang matanya karena grogi, akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.“Gak ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah ma, imut-imut” kataku mengalihkan perhatian.“Iya donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata mamaku bercanda menggodaku.“Hehe, iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku membalas godaannya, mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan menyenangkan mendengarnya. Payudaranya sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa, mamaku menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.“Kamu ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya tenang namun masih dengan senyum manis menghiasi wajahnya. Sebuah senyum yang membuat hatiku berdebar apalagi mendengar kata-kata mamaku barusan.“Eh… aaa.. a.. anuu” kataku gelagapan.“Dasar, mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang panas-panasnya, tapi masa sama mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata mamaku.“Kalau kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu, mama tahu kok kamu sering nonton bokep di kamarmu” Dugh! Aku terkejut bukan main, ternyata mama mengetahui aktifitasku yang satu itu.“Dan juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang, masa dibiarkan gitu aja belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah nyiramnya? mama deh yang repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku lagi yang semakin membuat aku terkejut. Aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang belepotan, aduh…“eh.. eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah kalau Dio onani dan nonton bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan takut.“iya-iya.. normal kok untuk laki-laki seusiamu, tapi jangan keseringan” kata mamaku mengiayakan. Akhirnya sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani atau nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.—“Sayang.. makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku. Aku cukup terkejut karenanya karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus barangku.“Ayoooo… lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku menggoda.“Eh, i-iya mah” jawabku gagap.“ayo makan dulu, nanti sambung lagi..” kata mamaku lagi. Aku segera berusaha bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.“Emang nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku sambil tertawa.“Eh.. iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi mah, mereka gituan mulu setiap hari mah di rumah, hehe” kataku terus terang pada mamaku walaupun agak malu menceritakannya.“Ckckc.. kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu” ajak mamaku lagi. Kamipun makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan adikku sudah tidur. Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama saat itu hanya mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun tonjolan payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya sehingga membangkitkan nafsuku.“Ckckck, kamu ini..” katanya namun membiarkan saja aku dan mataku yang asik melihat ke arah dadanya.“Napa sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku sudah sering melihatnya apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan namun aku tidak pernah puas dan selalu ketagihan.“Iya mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.“Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya” kata mamaku. Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing kedua.“Cepetan mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kepadaku. Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang masih kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.“Ma, kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.“Iya-iya, dasar kamu abg mesum” setuju mamaku. Akhirnya mama membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.“Udah? Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya mamaku menggoda sambil tersenyum. Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.“Ma.. boleh Dio peluk mama?” pintaku kali ini.“Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…” jawab mamaku. Aku senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang menekan dadaku.“Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku menggoda.“hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama tadi nekan-nekan dada Dio lagi.” Jawabku cengengesan.“Ma, boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga?” Pintaku.“mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.“Itu kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.“hehe, boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke arah mamaku. Dia segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.“wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri..” ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.“Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda mamaku.“Eh.. eh, mau mah.. mau banget.. hehe” tentu saja aku mau, itu adalah sesuatu yang aku impi-impikan.“Ya udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mamaku. Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya sambil bertelanjang bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana panjang dengan kemeja yang terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit payudaranya yang montok berisi penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk payudaranya dan menempelkan bibirku ke putingnya.“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” ujar mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya sambil masih asik mengenyot susu mama. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, papaku pulang. Dengan segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarku.“Udah pulang pa?”“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” kata papaku tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana dalamku tertinggal di sana. Aku 2. Risa, mamaku yang cantik.“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” Ujarku menggoda anakku yang nakal ini. Dia masih dengan enaknya menyusu ke mamanya dengan penis yang tegang dan menempel di celana tidurku. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, suamiku pulang. Dengan segera Dio melepaskan kulumannya dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarnya.“Udah pulang pa?” tanyaku cukup panik.“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” katanya tertawa diikuti tawaku. Tunggu.. apa itu, celana dalamnya Dio, gawat.. udah barusan mesumin mamanya terus celana dalamnya pake ketinggalan lagi.“Gimana di rumah? Baik-baik aja kan?” katanya menuju tempat aku dan Dio melakukan kemesuman barusan.“iya pa, baik-baik aja kok” kataku tenang. Aku berusaha menutupi pandangan suamiku dari arah sofa dimana di bawahnya masih tergeletak mayat, maksudku celana dalam Dio.“mandi dulu gih pa, bau tuh papanya seharian gak mandi. Mau dibuatin kopi?” anjurku padanya. Tentu saja supaya dia cepat beranjak dari sana sehingga aku bisa membereskan celana dalam itu. Dia mengiyakan dan segera beranjak ke kamar dan mandi. Aku segera memungut celana dalam anakku. Ku lihat bagian tengahnya agak basah tapi tidak lengket.—Aku ketuk pintu kamarnya, dia segera membukanya. Dia telah mengenakan baju dan celananya sendiri tapi aku tidak yakin dia pakai kolor.“Nih celana dalam kamu ketinggalan, untung gak nampak sama papamu, lain kali hati-hati dong sayang, niiihh…” kataku sambil menyerahkan celana dalamnya.“Iya mah, sorry buru-buru.” Jawabnya sekenanya.“tapi tanggung nih, gak enak banget rasanya” sambungnya.“ya gimana lagi dong sayang, papamu udah pulang tuh..” jawabku cuek.“papa lagi mandi kan mah.. bisa tuh ma sebentar, ayo mah” katanya menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.“duh, aduh sayang.. iya-iya tapi pelan-pelan dong nariknya, sakit tangan mama” kataku pura-pura manja. Dia yang kayanya sudah tidak tahan apalagi tadi benar-benar tanggung baginya segera meloloskan pakaiannya memperlihatkan penisnya lagi dihadapan ibu kandungnya. Aku lagi-lagi terpana melihat ukuran penisnya yang cukup besar yang tidak kalah dari papanya.“terus mama harus telanjang dada lagi nih di depan anak mama satu ini?” kataku menggodanya.“iya dong mah, masa nggak.. kalau boleh sih gak cuma telanjang dada aja mah” ujarnya nakal.“terus telanjang apa? ayooo.. kamu kepingin lihat mama telanjang di depanmu ya? Anak mama nakal yah…” kataku menggodanya lagi.“lain kali yah sayang, kalau kelamaan entar ketahuan papamu” kataku, ku lihat wajahnya cukup kecewa tapi ya ku biarkan saja walau agak gak tega. Ku buka bra dan kancing kemejaku lagi, kali ini kololoskan seluruh kemeja dari tubuhku sehingga bagian atas tubuhku kini benar-benar polos di depan anak kandung laki-lakiku.“mama cantik…” katanya terpesona melihat tubuh atasku, yang terpampang bebas dihadapan matanya untuk dia nikmati. Aku juga merasakan perasaan lain telanjang dada didepan anak kandung laki-lakiku sendiri apalagi suamiku ada dirumah dan kami bisa ketahuan kapanpun, hal ini membuat jantungku berdebar tidak karuan, ku rasa air susuku makin bertambah dan memenuhi payudaraku karena perasaan ini.“ayo cepetan sayang” kataku padanya supaya mempercepat aktifitas mesum ini. Dia segera mendekatiku dan mengulum lagi payudaraku, air susuku kembali masuk ke mulutnya dengan derasnya. Tangannya yang satu lagi meremas payudaraku yang satunya sehingga air susuku menyemprot-nyemprot melumuri tangannya dan lantai lihat air susuku mengalir disela mulutnya dan sampai kedagunya yang sudah ditumbuhi janggut tipis. Anakku benar-benar sudah besar sekarang. Kadang dia melepaskan kulumannya dan memainkan putingku dengan lidahnya, tidak hanya putingku, tapi seluruh permukaan kulit payudaraku juga mulai dijilatinya sehingga permukaan payudaraku basah dan tanpak lama kemudian wajahnya mulai mengerut, sepertinya dia mau keluar.“Keluarin aja sayang, tumpahin aja ke mamamu ini” ujarku padanya. Dia tidak menjawab dan semakin kencang mengulum dan menjilat payudara ibu kandungnya ini. “Crooot crooot…” akhirnya spermanya keluar, karena posisi kami yang seperti itu spermanya jadi mengenai celana panjang piyamaku tepat di depan daerah kewanitaanku.“udah sayang? Puaskan?” dia mengangguk. Akhirnya dia melepaskan kulumannya dan menarik diri menjauh dari sisiku. Aku segera mengenakan kembali bra dan kemejaku. Kulihat dia masih keenakan sambil duduk di ranjangnya. Aku segera keluar dari kamarnya.“Besok lagi yah ma.. hehe” pintanya nakal.“hmmm… liat aja deh besok, dasar kamu..” aku keluar dan menutup pintu kamarku dan segera menuju ke kamarku. Ku lihat suamiku telah selesai mandi. Karena tadi aku juga sempat horny karena kelakuanku dengan anakku aku mengajak suamiku melakukannya. Kami melakukan hubungan suami-istri yang panas malam itu hingga akhirnya kami tertidur gak perlu diceritakan deh detailnya, soalnya biasa dan pembaca juga tahu apa yang terjadi.Esok harinya aku bangun pagi seperti biasanya. Beres-beres rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku. Saat sedang sibuk memasak di dapur, sepasang tangan merangkul pinggangku, ku lihat ke belakang ternyata Dio anakku dengan tubuh telanjang hanya membawa handuk yang di kalungkan di lehernya.“sayang, apaan sih, bukannya mandi.. ntar kamu terlambat ke sekolahnya” kataku sambil berusaha melepas pelukan tangannya.“bentar mah, abis bangun pagi ngaceng nih, apalagi liat mama gini.. mama lanjutin aja deh masaknya, Dio gak ganggu kok” jawabnya. Saat ini aku menggunakan daster dengan celemek untuk masak. Aku biarkan saja dia memelukku dari belakang sambil aku masih terus memasak. Lama-kelamaan dia mulai meraba payudaraku dari balik celemek dan dasterku, juga masih aku biarkan saja.“sayang, kamu mulai nakal yah.. masa gesek-gesikin itunya kamu ke mama sih” kataku tapi tidak berusaha melepaskan diriku darinya. Dianya ketawa-ketawa saja.“itu apa mah? ngomong yang jelas dong mah” katanya pura-pura bodoh menggodaku.“itu kamu.. burung kamu” kataku dengan agak sebal karenanya, hentakan penisnya makin keras dan kencang saja di belahan pantatku.“itu bukan burung mah, tapi kontol mah.. coba mama bilang lagi” katanya kurang ajar mempermainkan mamanya.“iya… kontol. Masa kontol kamu digesekin di pantat mama gitu sih sayang” kataku menuruti kemauannya.“Digesekin gimana mah?” katanya pura-pura bodoh lagi, kali ini makin kencang saja gesekannya di belahan pantatku, bahkan menyelip di pahaku sehingga kain dasterku ikut terlipat di antara pahaku. Selanjutnya dia melepaskan pelukannya tapi kini malah meraih bokongku dan memegangnya, dia lanjutkan kembali aktifitas mesumnya terhadapku.“kainnya menghalangi aja nih mah” katanya. Aku diamkan saja perkataannya sambil dia masih asik dengan aktifitasnya.“Ma, temenin Dio mandi dong mah.. udah lama nih gak rasain dimandiin mama” pintanya terhadapku. Sebenarnya itu adalah permintaan yang biasa dari seorang anak pada ibunya, namun tidak bila anaknya sudah sebesar ini, dengan bulu yang sudah tumbuh disekitar kemaluannya.“kamu ini ada-ada aja, mandi sendiri sana.. lagian papamu bentar lagi bangun, udah sana mandi, terlambat nanti sekolahmu” jawabku menolak permintaanya.“yah.. mama, tapi nanti habis pulang sekolah Dio tagih ya ma, hehe” pintanya. Akhirnya dia masuk ke kamar mandi di samping dapur dan segera mandi. Dia sempat membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan penisnya di hadapanku.“Ma.. liat nih..” katanya sambil mengocok penisnya yang berlumuran busa sabun dihadapanku. Sungguh perbuatan yang cabul terhadap ibu kandungnya sendiri.“kamu apa-apaan sih, tutup pintunya” suruhku padanya tapi tanpa menunjukkan kemarahan. Akhirnya dia menutup pintu dan melanjutkan pagi itu serapan bersama seperti biasa, aku sarapan sambil menyusui bayiku dan Aku dan Dio duduk berhadap-hadapan, sehingga dia serapan sambil juga memandang payudaraku yang sedang menyusui adiknya. Suamiku sih menganggap biasa aku yang menyusui di hadapan Dio. Sedang asik-asiknya serapan kaki Dio mengelus-ngelus kakiku dari bawah meja sehingga perbuatannya ini tidak terlihat oleh suamiku.—“Tok-tok” Terdengar suara ketukan pintu depan. “ma… Dio pulang…” ternyata Dio anakku yang sudah pulang. Siang itu aku sedang mencuci baju, segera ku bangkit dan menuju pintu depan.“Lama amat sih ma” sambil masuk dan melepaskan sepatunya.“iya.. mama lagi nyuci dibelakang, tumben kamu cepat pulang biasanya keluyuran dulu?” tanyaku.“kan mau nagih janji mandi bareng mama” jawabnya cengengesan.“dasar kamu, emang ada mama janji? Hmm… yaudah letakkan tas kamu dulu ke kamar, mama tunggu di belakang.” Kataku sambil menuju kamar mandi belakang yang mana juga tempat mencuci, dia juga menuju beberapa saat dia telah kembali dengan hanya mengenakan celana dalamnya. “dasar kamu.. udah gak tahan yah…?” godaku.“Hehe.. iya nih ma” jawabnya. Aku segera mengajaknya masuk kedalam kamar mandi.“Masa udah gede gini masih dimandikan mamanya sih? Sini mama yang bukain kolor kamu” kataku tersenyum manis sambil membuka celana dalamnya dan menaruhnya ke tempat cucian. Penis tegangnya mencuat di hadapanku, ibu kandungnya.“Mama harus ikutan mandi juga nih?” kataku menggoda padanya.“Iya dong mah..” jawabnya penuh mesum.“dasar kamu.. mama sendiri dimesumin” kataku tersenyum menatap matanya.“Mama sih.. cantik, seksi, terus gak nolak di mesumin anak kandungnya.. hehe” ujarnya kurang ajar padaku, aku hanya tersenyum saja mendengar jawabannya. Aku mulai membuka pakaianku dimulai dari kaos, kemudian celana, bra dan terakhir celana dalamku. Kini aku benar-benar bugil dihadapannya, dia menjadi orang kedua yang melihatku bugil setelah berdegup kencang, apa aku harus melakukan ini? Mandi bersama anak laki-lakiku yang sedang horny berat terhadap ibu kandungnya sendiri. Tapi sisi lain diriku ingin mencoba hal yang nakal seperti ini, menyadari hubungan kami ibu dan anak kandung makin membangkitkan gairahku menjadi meluap-luap, pastinya Dio anakku juga merasakan hal yang mulai mendekati tubuhku yang telanjang didepannya. “Mama cantik banget” katanya mulai meraba payudaraku dan mengusap-ngusap punggung dan pinggangku.“Aduh.. kamu ini mau mandi atau grepe-grepe mama sih sayang?” tanyaku tapi tidak berusaha menepis tangannya. Dia dekatkan mulutnya ke putingku, kembali air susuku yang sudah memenuhi payudaraku memenuhi mulutnya dan dengan nikmat masuk ke kerongkongannya. Air susuku dihisap habis-habisan olehnya.“Hisap yang kiri juga dong sayang, masa yang kanan mulu” ujarku padanya. Diapun memindahkan kulumannya ke dada kiriku. Cukup lama dia hisap susuku sambil berdiri, kedua dadaku dia hisap bergantian. Penisnya yang tegang kadang menyentuh pangkal pahaku, menggesek-gesek disana disekitar vagina dan paha atasku, ku biarkan saja aksinya tersebut.“Hmm.. sayang, penis kamu nyentil-nyentil mama tuh..” kataku tapi dia masih asik meminum susuku.“Ma.. penis Dio diselipin di dada mama dong..” pintanya. Sepertinya dia sudah horny berat. Aku yang juga sudah mulai horny mengiyakan permintaannya. Aku jongkok di depannya, dia letakkan penisnya diantara kedua buah dadaku dan mulai memompanya maju mundur. Aku juga ikut membangkitkan gairahnya dengan ikut mengayunkan tubuhku naik-turun dan meremas kedua payudaraku sendiri sehingga air susuku muncrat mengenai pahanya dan melumuri penisnya yang sedang nikmat menggesek-gesek disela buah dada ibu keluar dari kamar mandi dengan masih bertelanjang bulat. Dia terduduk di ranjang sambil melihat aku yang sedang mengeringkan rambutku. Ku lihat penisnya bangkit lagi melihat tubuhku.“Ayo… kamu mikirin apa? Tuh tegang lagi penismu” godaku.“Hehe.. iya nih ma.. Dio liatin mama sambil ngebayangin Dio lagi ngentotin mama, pasti enak tu mah..” katanya vulgar kurang ajar kepada ibu kandungnya.“Hushh.. kamu ngomongnya kurang ajar amat sama mama” kataku tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya.“Ma.. ngentot yukk” ajak anakku ini.“Yuk ma.. udah gak tahan nih pengen ngentotin mama, apalagi diranjang mama sama papa” katanya makin kurang ajar saja. Aku tentu saja keberatan dengan permintaannya tersebut, itu sudah terlalu jauh, tapi aku yang tidak tega dan juga horny akhirnya memberi dia keringanan.“Kamu gesek-gesekin penis kamu di vagina mama aja yah sayang.. tapi jangan dimasukin, dosa loh kalau bohong” anjurku, dia yang sudah horny mengiyakan saja ajakanku.“Yuk, sayang naik ke ranjang mama” ajakku. Kami berdua naik ke atas ranjang, ranjang dimana biasanya hanya ada aku dan suamiku diatasnya untuk tidur ataupun bercinta, kini di atasnya telah berada aku dan anakku yang telah bertelanjang bulat, yang sudah terbawa nafsu sedarah yang mulai merangkak diatas badanku dan mulai menggesek-gesekkan penisnya di permukaan vaginaku. “Inget ya sayang, jangan sampai masuk, punya papamu lo itu..” kataku mengingatkannya kembali. Dia hanya mengangguk saja sambil tersenyum dan melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan penisnya dipermukaan vaginaku.“Ma, masukin dikit boleh yah ma… kepalanya aja kok, plissss..” pintanya memelas.“Kan tadi janjinya Cuma gesek-gesekin aja, gimana sih? Ya udah deh.. tapi janji ya Cuma kepalanya” kataku menyetujui permintaan mesumnya. Dia arahkan ujung penisnya tepat di depan vaginaku, mencoba memasukkan kepala penisnya diantara bibir kemaluanku. Perlahan ujungnya mulai masuk dan akhirnya kepala penisnya masuk ke dalam kemaluanku.“Ouuhhh… enak mah” racaunya. Nafsu sudah meyelimuti kami, membakar birahi kami ibu dan anak. Walau hanya kepalanya saja yang masuk namun sepertinya sudah memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Kadang penisnya masuk lebih dalam tapi tidak seluruhnya, aku yang menyadarinya membiarkannya saja.“oghhhhhhh… terus sayang, kamu nakal.. menyetubuhi ibu kandungmu sendiri… diatas ranjang mama dan papamu lagi… oghhhh… yaaahhh… enak sayang… terus anakku.. setubuhi ibumu” kataku kesetanan. Kami semakin menggila, dia makin cepat memompa diriku.“Ma… mau keluar mah…” erangnya. Ranjangku betul-betul bergoyang kencang, bahkan dengan suamiku kami tidak pernah bersetubuh sehebat ini. Tubuh kami bermandikan keringat. Membayangkan hubungan kami ibu dan anak makin membuat nafsuku tak terkendali, apalagi membayangkan kalau aku hamil oleh anak laki-lakiku sendiri.“Keluarin didalam saja sayang.. hamili mamamu iniiii” kataku yang telah dibanjiri nafsu yang tak terbendung. “Crooot… crooot” dia menyemprotkan spermanya berkali-kali berbarangan dengan orgasmeku, memenuhi rahim ibu kandungnya sendiri. Dia kelihatan sangat puas. Sesudah itu sepanjang sore hingga malam kami lanjutkan ronde-ronde selanjutnya, kami bahkan lupa untuk makan, bahkan bayiku yang sedang menangis-nangis sampai terabaikan yang ada dipikiran kami hanya persetubuhan sedarah. Genangan sperma dan air susuku yang tidak berhenti menyemprot ada dimana-mana, belepotan diatas ranjang aku dan suamiku ini, bahkan ditubuhku sudah belepotan spermanya yang tidak pernah puas menyiram di dalam maupun diluar tubuh ibu kandungnya dia sangat kenyang meminum air susuku yang sepertinya tidak ada habisnya, melumuri penis dan tubuhnya dengan susuku. Aku bahkan melakukan apa yang belum pernah ku lakukan pada suamiku, yaitu menjilati dan mengulum penisnya serta menelan spermanya yang kini aku lakukan terhadap anakku tanpa rasa juga menjilati lubang anusnya dan menyodok lubang anusnya dengan lidahku sedalam yang ku bisa, selain itu aku juga membenamkan payudaraku dengan putting yang mencuat tegak ke sekitaran lubang anusnya, membasahi selangkanngannya dengan air susuku, yang semakin membuatnya merasa kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang diperolehnya dari ibunya melakukan ini sampai lupa waktu, entah sudah jam berapa ini. Bisa saja suamiku pulang kapanpun itu, namun membayangkan suamiku memergoki kami sedang melakukan perbuatan tidak bermoral ini, antara istri dan anak kandungnya sendiri, di dalam kamar kami dan diatas ranjangku dan suamiku, malah membuat sisi binalku semakin gila menjadi-jadi.“TERUS SAYANG.. SETUBUHI MAMA… JANGAN BERHENTI… SIRAM PEJUMU KE RAHIM MAMA SEPUAS-PUASMU… HAMILI MAMA… MAMA DISINI SEBAGAI PEMUAS NAFSUMU ANAKKU…” Racauku 3 Papa yang senang sekali akhirnya dapat segera pulang ke rumah, setelah seharian bekerja untuk keluargaku, apalagi kini bertambah satu lagi si kecil Sonya. Jalanan kota yang macet makin menambah letihku, sesudah ini aku ingin menghabiskan waktuku untuk beristirahat dan tidur karena besok kembali setumpuk pekerjaan yang buka pagar rumahku, tapi anehnya tidak satupun lampu yang menyala diluar sini. Apa orang-orang rumah pada pergi? Pikirku. Tapi setelah aku masuk kerumah ternyata pintu depan juga tidak terkunci, begitu juga dengan lampu di dalam rumah yang tidak satupun menyala. Aku mulai takut bila terjadi perampokan atau apapun melangkah lebih dalam namun samar-samar terdengar suara, arahnya dari dalam kamarku. Segera ku naik ke lantai atas dimana kamarku berada, suara itu semakin keras dan seperti suara desahan. Ku lihat pintu kamarku terbuka dengan lampu yang menyala, dengan rasa agak cemas ku dekati pintu kamarku dan melihat ke serasa mau copot, sebuah pemandangan yang membuat dadaku sakit, dimana istriku sedang bersetubuh dengan liarnya dengan anakku sendiri. Di atas ranjangku dan istriku yang biasa menjadi tempat kami memadu kasih, sedang bersetubuh dua insan ibu beranak yang selama ini mati-matian aku hidupi.“Halooo pa, sudah pulang?” sapa hancur-sehancurnya, kecewa, marah, dadaku seperti ditancap tombak tajam berkali-kali, kakiku tidak mampu menahan beban tubuhku, air mataku di bawah KumpulanCerita Sex Hot bergambar Cerita dewasa menikmati tubuh wanita yang sedang hamil muda Cerita Dewasa Cerita dewasa menikmati tubuh wanita yang sedang hamil muda Mesum Cerita Ngentot hamil, Ibu, janda, kesepian, lugu, mamah muda, nafsu, ngentot, STW, susu, tante Sedarah Cerita Bokep STW Tante Remaja daun muda setengah baya sma perawan hot terbaru 2021
Angin berhembus pelan masuk melalui jendela rumah ini, disini di ruang keluarga aku berdua saja dengan wanita paruh baya. Aku perkirakan dia berumur 30 tahun, “Dia anggun sekali, wow! Wanita ini yang menjadi partnerku” pikirku sambil mengangguk pelan kemudian ku berkata “Hmmm… Halo” dia tersenyum. “KamuBudi kan? Ibu udah tau namanya kamu kok” ucap dia sambil mendekat lalu mengambil kedua tanganku. “I-iya..” jawabku kaku pada wanita yang ku tau namanya Lala. “Grogi ya? Gak apa apa kok, Ibu bakal pelan-pelan aja” ucap dia sambil memelukku erat, wajahku tepat ditengah dadanya “Aduh gede bener!” kataku dalam desaku ada tradisi unik, kalo laki-laki udah masuk umur tertentu, ah anggap saja hadiah lulus SD akan melakukan tradisi untuk menjadi pria… ya dengan partner wanita dewasa! Kemarin kemarin saat penentuan partner melalui undian Ibu Lala yang terpilih, saat namaku dan namanya dipanggil dia langsung melambaikan tangan menyapaku dari jauh sambil tersenyum. “Beruntung sekali aku!” sambil menahan perasaan senang yang amat sangat. Setelah itu aku bermain bersama temanku Tejo, sambil bermain Tejo cerita “Lo beruntung banget!” sambil cekikikan. “Lo dapet cewek dari rumah itu kan? Dia punya susu yang gedeeeee banget kek gini!” katanya sambil menggerak gerakkan tangannya di dadanya seperti menggambarkan buah lebih mirip pepaya. “Wow!” jawabku biasa, aku ga terlalu tertarik bahkan ga tau ada tradisi ini sebelumnya. “Gue malah dapet mamahnya Andri, ya lumayan lah semok tapi agak ga enak sama Andrinya”lanjut ceritanya.“I-itu beneran gede, bener kata si Tejo…” pikirku saat Ibu Lala melepas pelukannya. “Mau liat susu Ibu?” IbuLala langsung buka bajunya sampe keatas, eh ga pake BH daritadi ya. Aku ga tau soal ukuran susu tapi ini beneran gede dan masih pink. Aku masih terpaku ke susu Ibu Lala, “Maaf ya, emang sih gede tapi udah ga bagus lagi ya kan?” Aku bingung menatap kemana, ke susu Ibu Lala atau menatap mukanya. Aku bingung.“G-gga kok bu, masih kok”. Aku mendekat ke susunya “Oooo.. begini ya bentuknya” pikirku lalu aku langsung menyentuh puting pink Ibu Lala. Keg begini ga bagus, masih belum ada tanda tanda turunnya malah kenyel mancung kedepan. Ibu Lala sedikit terkejut melihat tanganku berada di susunya. “Akhirnya aku menyentuhnya!” aku ga mampu menutupi muka merahku sambil terus meremas susunya. Aku baru dua kali ketemu dia dan sekarang udah megang susunya! “Hmmm… Cara kamu mainnya nakal bener Budi…” katanya sambil memejamkan mata. Mukanya merah. Aku terus memainkan dengan cara berbeda, wah tanganku ga mampu megang semua bagian susunya. Aku ga tahan! Aku menahan teriakanku di susunya “Aaaaahh…”Sesuatu keluar dibagian penisku, aku memeluknya erat erat sepertinya dia tahu apa yg terjadi. “Ya ampun…”Aku menangis dipelukannya, “Udah gak apa apa Bud, sini Ibu bersihin dulu ya ❤️” katanya tenang. Aku bingung kenapa dia bisa tenang begitu.“Adu—duh kerasnya… ❤️” katanya melihat penisku setelah diturunnya celanaku. “Ibu seneng, susu ibu bisa bikin kamu sampe begini ❤️ ehehe” mataku sayup sayup belum sadar apa yg barusan terjadi. Ibu Lala memegang kepala penisku yang baru setahun disunat, lalu menghisap ujungnya lembut yg masih ada bekas sperma. Aku langsung sadar! Kaget bukan kepalang! Kemudian dia menghisap sampai keujung ditelan sepenuhnya. Sambil memainkan lidahnya dia membersihkan penisku dari sisa sperma tadi.“Hehehe, ujung burungnya gemeter lagi nih Bud… ❤️” katanya sambil tetap mengulum ujung penisku. Dengan sekali hentakan penuh menelan penisku sampai kepangkal. “Aaaaaak… Aaaah” teriaku hingga aku dikulum sambil berdiri membuatku sampai duduk lemas dan dia masih terus menghisap penisku. “Gak boleh nih, jangan keluar lagi Bud…” kata Ibu Lala dalam hati sambil menghentikan hisapannya.“Plop…” bunyi penisku lepas dibibir mungilnya. “Mungkin dah waktunya Bud.. ❤️” godanya padaku. Aku ga menjawab, sempoyongan sambil duduk. Mukaku merah, badanku lemas, entah kemana sekarang Lala melepas semua pakaiannya hingga bugil di depanku, lalu berbaring di tempat tidur. “Oke… Waktunya buat kamu jadi pria dewasa ❤️” katanya sambil tersenyum. Susunya menggantung namun tidak ditumbuhi bulu tipis. Apa yg harus aku lakukan? pikirku keras.“K-keg gini bu?” aku memposisikan penisku ditengah pangkal pahanya. “Iya, teken terus keg gitu ya..”katanya. Dia hanya mengarahkan penisku ke vaginanya lalu membiarkan aku memasukkannya sendiri. “Aduh becek bener ini!” kataku bingung. “Dikit lagi kok, teken aja terus Bud ehehe ❤️”. Penisku baru masuk setengah dan “Ugh…!” itu masuk. Penisku masuk seluruhnya, anget bener aduuuh. Badanku gemetar disaat itu juga. “Udah masuk semua tuh, coba gerakin dong Bud ❤️” “I-iya Bu!” jawabku kesusahan. Akupun memundurkan penisku, “Aaaaah, ini dia…” desah Ibu Lala pelan. Wow setiap aku gerakkin berdenyut denyut disekitarnya. “Aduh sempit banget!” “Aaah” “Eeeh” kaget Ibu Lala melihatku mendesah keluar lagi.“Dah, keluar bu…” kataku lemas diatasnya. “Gimana, enak kan? Ehehe ❤️” katanya pelan dibawah masih ada didalam, menancap erat vaginanya. “Kamu kan baru pertama kali, itu termasuk udah bagusBud ❤️” katanya sambil memegang kedua pipiku. Kemudian bibirku diciumnya, lama sekali. Bibirku dan bibirIbu Lala seperti itu kita berdua melakukannya lagi, kali ini Ibu Lala menghadap dinding dan aku dibelakangnya sambil terus menusuk nusuk vaginanya dengan penisku. Aku ga tau, Ibu Lala seperti pasrah atau senang melakukannya denganku. Dia membiarkanku melakukannya sesukaku. “Ah… Ah… Ah” aku menggenjotnya dari belakang. Sesekali Ibu Lala melihat kebelakang melihatku sedang menggenjotnya. Lalu dia menghentikan genjotanku, merangkul kepalaku lalu mencium bibirku. Yah, kemudian aku menciumnya sambil capek, dia tahu lalu menyuruhku duduk lalu memasukkan lagi penisku di vaginanya dan dia duduk diatas pangkuanku. “Aaaah” desahku melihat dia menaik turunkan pantatnya. Anehnya dia menikmati sambil senyum senyum kepadaku. Wanita cantik yang memiliki susu besar dan molek sedang menaik turunkan pantatnya mencari kenikmatan. “Aduh dalem banget…” kataku saat dia menghentak hentakkan pantanya. IbuLala tersenyum sambil melakukannya. “Aku keluar” pikirku lemas langsung terkapar dilantai. Ibu Lala pantatnya, lepas lah penisku dari vaginanya. Basah sekali penisku, Ibu Lala membalik badannya lalu membetulkan rambutnya kemudian mengulum penisku hingga bersih. Ya Lala terus mengulum penisku, menghisap hingga habis semua dimulutnya. Aku capek. Sekarang malah dia berbaring disampingku sambil terus mengocok penisku pelan. Kemudian Ibu Lala duduk tanpa berhenti mengocok penisku, dia mengarahkan susu kanannya ke mulutku. Aku mengerti. Aku disuruh menghisap puting itu agar aku cepat keluar lagi. Ibu Lala melihatku sambil tersenyum terus mengocok penisku dan akhirnya aku keluar lagi dengan puting Ibu Lala tetap di dalam mulutku. “Ah… Ah… Ah” desahku kelelahan. Aku tersadar aku masuk dirumahnya jam 10 pagi kulihat sekarang matahari sudah mulai harinya aku tidur satu ranjang dengannya, aku lelah tapi aku tak bisa memejamkan mataku. “Aku harus melakukannya lagi keg nya…” pikirku. Dia masih tertidur lelap saat aku menyentuh susunya. Ibu Lala sekarang tidur dengan tanktop putih yang sangat memperlihatkan susunya yg gede. Aku menyentuh lagi susunya, aku memainkannya lagi. “Si Ibu ga bangun…” “Mungkin sedikit lagi…” kataku sambil memasukkan tanganku ke tanktopnya lalu menyingkap tanktop putih itu sampai kebahu. “Gak apa apa kan Bu?” kataku dalam hati. Aku menyedot nyedot puting susunya yg pink itu. Sekarang dia terlentang, memudahkan aku melakukannya. Aku julurkan lidahku aku mainkan putingnya kemudian aku sedot sedot hingga mencuat keras sekali. “Enak bener susunya Ibu Lala” kataku sambil menyedot susu kiri dan tanganku memainkan yg kanan.“Ngapain Bud?” Ibu Lala mengagetkanku. “Kenapa Bud? Ga bisa tidur ya?” katanya namun mata Ibu Lala masih sayup sayup. Kemudian dia diam sejenak, “Kamu sekarang nakal ya Bud, mainin Ibu pas tidur. Itu jangan dibiasain, lain kali jangan diulang ya”. “Kalo masih mau sini!” kata Ibu Lala sambil menyuruhku lebih dekat, “Gak apa apa, sini ❤️” “Keluarin punya kamu, terus deketin ke tengah susu Ibu” sekarang penisku berada ditengah susunya. “Hufft..” “Sejak kamu main bagus tadi siang… hm, Ibu kasih yg spesial buat kamu ❤️”Uhhhh… Ibu Lala menjepit penisku dengan kedua susunya, “Ehehe, enak kan Bud? ❤️” kata Ibu Lala sambil tersenyum. “Nah keg gitu Bud caranya, kamu coba gerakin ya” suruhnya sambil melepas tangan dari memegang kedua susunya lalu menjepit penisku ditengah tengah. Lalu mulai maju mundurkan Lala pasrah saja melihatku, kemudian dia memejamkan matanya. “Aduh enak banget susunya Buu…”kataku sambil keluarkan sperma tepat di tanktopnya.“Enak yg tadi?” tanya Ibu Lala sambil bangunkan ga tahan, aku pengen keg tadi siang. Aku mendorong kembali Ibu Lala di ranjang, posisinya sekarang IbuLala tengkurap dan aku diatasnya. “Aduh aduh Ah… Budi. ❤️”Sekarang dia mengangkat pinggulnya, tanpa sadar penisku telah menancap sempurna di vaginanya.“M-masih mau genjot Ibu tah Bud?” tanya Ibu Lala pelan aku menggenjot kuat dari belakang sambil meremas remas susu Ibu Lala. “Anak laki laki yang baru tau perempuan emang nafsunya kuat ya… ❤️” kata Ibu Lala kepadaku. “Kamu remes susu Ibu lagi kan?”“Habisnya e-enak sih Bu…” dia menyuruhku berhenti dan melepaskan penisku.“Hh… kamu ini anak manja! ❤️” kata Ibu Lala Lala bangkit lalu duduk diatasku, menatapku mesra “Mau ga Ibu lebih manjain kamu? Syaratnya harus bayangin kalo… Aku… ini… Ibumu” “Huh?” aku ikuti sajalah kata Ibu Lala.“Bud, emut susu ibu dong sambil manggil Ibu. mau yah? ❤️” kata Ibu Lala sambil menyodorkan susunya persis diatas mulutku. Hmmm… aku menyedotnya kuat sambil berkata Ibu… Ibu… Ibu Lala maksudnya hehehe“Lucu bener… ❤️” pikir Ibu Lala membayangkan Budi itu anaknya sedang menyusu.“Kamu anak mesum ya Bud” sekarang dia memasukkan penisku dengan posisi dia diatas, aku dibawah.“Keg nya ibu ini perlu ngeluarin semua yg kamu punya disini nih! ❤️” sambil mencubit bijiku.“Aduh bu, punya ibu kedut kedut gitu di dalem… aduhh” kataku ga tahan.“Hehehe, enak kan? ya kan? ya ga? ❤️” godanya buat aku ga tahan. “Hfft…” sesuatu keluar dari peniskulagi dan lebih banyak.“Keluarin smua Bud, keluarin…” Ibu Lala yang daritadi diatasku menikmati semburan penisku, dia meletakkan kedua tangannya di tengah susunya sambil mendesah keras. “Haaaaaa…” keras sekali sampai mulutnya terbuka lebar sedangkan matanya memejam menahan sesuatu.“Angetnya Bud… bener bener keluar semua ya? Ehehehe ❤️ sampe luber luber gini” katanya sambil tersenyum kita tiduran lagi, tapi sekarang posisinya Ibu Lala membelakangiku dengan tanktop tersingkap tanpaCD dan penisku masih menancap di vaginanya. “Udah enakan Bud? Kamu mah keenakan eheheh” “Kita ngelakuinnya banyak banget ya hari ini eheheh ❤️” kata Ibu Lala bicara sambil membelakangiku. Aku masih memejamkan mataku, namun kurespon dengan mengecup seluruh belakang lehernya. “Ah…” desah Ibu ini dia memutarkan badannya lalu menatapku, “Masih mau begituan lagi?… Bener bener ya kamu ini? ❤️”kata Ibu Lala menggodaku.“Bu, bisa ga minta lagi?” tanya ku sambil memohon.“Hehehe Bener bener ya. Anak nakal! ❤️”Akhirnya aku menerkam Ibu Lala sekali diranjang itu “Ah… ❤️” desah Ibu Lala
Sepertibayi yang kehausan, Budianto menetek dengan lahap di payudara ibu yang besar. Pasti hisapannya sangat kuat pada puting susu ibu yang coklat kehitaman hingga ibu tampak menggelinjang menahan nikmat. Terlebih tangan Budianto juga tak mau berhenti meremasi buah dadanya yang lain sambil sesekali memilin putingnya.
WebCerita Bokep Indonesia – Cerita Bergambar Sedarah Nafsu Karena Lihat Puting Susu Ibuku Namaku Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku. Web“klo kamu mau kamu boleh sambil peras-peras susu Mama”. tanpa pikir panjang aku mulai memeras susu Mama. “Ton, di ranjang yuk, klo sambil berdiri gini ga bebas ngulumnya”.. WebDia masih tertidur lelap saat aku menyentuh susunya. Ibu Lala sekarang tidur dengan tanktop putih yang sangat memperlihatkan susunya yg gede. Aku menyentuh lagi. WebCerita Sex – setelah sebelumnya ada kisah Gairah Seks Istri Teman Lamaku Yang Menggoda, kini ada cerita Anakku Minta Susu, Aku Nafsu Minta Dientot. selamat. Cerita Dewasa Susu Ibu, GENJOOD IBU MUDA YANG SEDANG MENYUSUI BIAR ASINYA LANCAR KISAH NYATA, MB, 1124, 18,158, Langit Cerita, 2022-02-20T1300 3, 15 Susu Ibu Menyusui untuk Penuhi Nutrisi Saat Menyusui Updaetd 2022, 1000 x 1000, jpeg, susu menyusui nutrisi kebutuhan memenuhi bukalapak selama, 20, cerita-dewasa-susu-ibu, KAMPION Webudah ketinggalan jaman dan ibu pengen bikin mini market di depan lagian jugakan ibu sekarang sendiri jadi gak butuh kamar banyak “mandi udah makan juga udah kamu. WebDias pergi untuk mengambilkan minuman. Dias hanya menemukan air putih saja yang tersedia, kemudian ia baru ingat pagi pagi sekali tadi ia diminta untuk mengisi susu. WebPuting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak. WebNih guys kali ini akan mengulas tentang Cerita Dewasa Sensasi Ngentot Dengan Ibu Guru Di Depan Kelas, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita. Web“buu..coba ibu menungging sambil berpegangan di bak mandi dan kaki ibu diangkat satu diatas closet” perintahku dan ibu menurutinya. Dengan posisi nungging kumasukkan. WebCerita Bokep - Ngaceng, Tante Linda Ganas dan Haus Sex Mataku sungguh susah untuk memejamkam amta karena masih terbayang tubuh mba Linda yang seksi dan amoy. WebCerita Dewasa Dengan Wanita Berkerudung. Aku tinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an neh ada tetanggaku yg bernama Ibu Kinah, berjilbab umurnya. Webbocah sd itu senang sekali, kini tangan mungilnya mencoba memegang toket besar Efni itu, ia elus sebisanya karena ia tak mampu memegang toket besar itu seluruhnya. puting. WebCerita Sex – Ibu Rumah Tangga Ketagihan Selingkuh, Aku tinggal di kompleks perumahan elit di Yogyakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai Pegawai Negeri. Berita GENJOOD IBU MUDA YANG SEDANG MENYUSUI BIAR ASINYA LANCAR KISAH NYATA sedang viral Source CERITA DEWASA ANAK ANGKAT SANDRA DIAM2 JUGA PENGEN NNEN Source tentang Cerita Dewasa Susu Ibu terkiniYang penasaran asal ceritanya, tonton part 1 lalu tonton juga part 2 - Kisah seorang cowok yang bertemu dengan ibu muda yang sedang menyusui, ibu muda itu punya masalah karena asinya tidak lancar, ap yang dilakukan laki laki itu? tonton sampai akhir"Makasih ya, aku duluan ke rumah, kasian si dede nungguin" Susan berkemas dan hendak turun " Tidak kasihan sama aku!" "Ini siksaan namanya kalau ngegantung begini" Gue memegang tangan Susan melarangnya turun dulu, gue sudah sangat 'tinggi' masa ditinggal begitu sajaSusan menoleh dengan senyum paham, dia pun mengangguk sambil pindah ke bangku tengah, mungkin biar lebih luas dan leluasa saat eksekusi kemolekannyaDi remang malam, disudut komplek dekat rumahnya Susan, kembali kita mengulang kejadian waktu itu, Susan memberikan perlawanan, dia memang masih kesepian ADS HERE !!! Buluketiak Bibi - Bulu Ketek Mama. Namaku Deni, usiaku saat ini 16 tahun, baru saja naik kelas 2 SMU. Aku adalah anak semata wayang orangtuaku. Ayahku, Gito, 40 tahun, seorang pegawai swasta, dengan posisi sudah mapan, ibuku, Santi, 36 tahun, juga bekerja sebagai karyawati di sebuah perusahaan swasta. Secara ekonomi keluarga boleh dibilang

Namaku Dio, umurku saat ini16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh ibuku. Kadang setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar kota. Awalnya tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak ada kecurigaan apapun terhadapku tapi lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan kehadiranku setiap menyusui kenapa sih liatin mama terus? katanya padaku sambil matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan eh gak ada apa-apa kok mah.. kataku Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu? kata mama menggodaku. Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama dulu katanya menggoda mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu? tanya mamaku lagi.

lt0Cqh.
  • 5csowrlw2t.pages.dev/290
  • 5csowrlw2t.pages.dev/91
  • 5csowrlw2t.pages.dev/69
  • 5csowrlw2t.pages.dev/396
  • 5csowrlw2t.pages.dev/395
  • 5csowrlw2t.pages.dev/289
  • 5csowrlw2t.pages.dev/228
  • 5csowrlw2t.pages.dev/288
  • 5csowrlw2t.pages.dev/45
  • cerita dewasa susu ibu